This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 11 Desember 2017

Bahaya bagi orang merokok


Penelitian Tentang Bahaya Mer

Di Amerika, jumlah kematian yang diakibatkan oleh rokok adalah 480.000 kematian di setiap tahunnya. Ini juga berarti, bahaya merokok dapat dikatakan memiliki jumlah kematian yang lebih tinggi, jika beberapa penyakit paling mematikan di dunia ini digabungkan. Beberapa penyebab kematian tersebut seperti:
  • Penyakit HIV
  • Penggunaan obat-obatan terlarang

Senin, 06 November 2017

Sigmund Freud's structural model of the psyche.

The three parts are the theoretical constructs in terms of whose activity and interaction our mental life is described.
According to this Freudian model of the psyche, the id is the set of uncoordinated instinctual trends; the super-ego plays the critical and moralizing role; and the ego is the organized, realistic part that mediates between the desires of the id and the super-ego[1]
The super-ego can stop one from doing certain things that one's id may want to do. [2]


Although the model is structural and makes reference to an apparatus, the id, ego and super-ego are purely psychological concepts and do not correspond to (somatic) structures of the brain such as the kind dealt with byneuroscience. The super-ego is observable in how someone can view themselves as guilty,badpatheticshameful, weak, and feel compelled to do certain things. 

Senin, 16 Oktober 2017

Teori dan praktek konseling & psikoterapi gerald corey




Pendekatan psikoanalitik  ( Sigmund Freud)

Sigmund Freud

Lahir di Freiberg, 6 Mei 1856 – meninggal di London, 23 September 1939  pada umur 83 tahun) adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi.
Image


Salah satu aliran utama dalam sejarah psikologi adalah teori psikoanalitik Sigmund Freud.Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan keperibadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi.Penting untuk di ingat bahwa Freud adalah pencipta pendekatan psikodinamika terhadap psikologi, yang memberikan pandangan baru kepada psikologi dan menemukan cakrawala-cakrawala baru.Ia, misalnya membangkitkan minat terhadap motivasi tingkah laku. Freud juga mengundang banyak kontroversi, eksplorasi, penelitian dan menyajikan landasan tempat bertumpu system-sistem yang muncul kemudian.

1.  Konsep utama 


Secara umum konsep utama dari teori psikoanalisa adalah :
a. Setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam rangka perkembangan kepribadiannya secara sehat. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan kasih sayang, rasa aman, rasa memiliki, dan perasaan sukses.
b. Perasaan merupakan aspek yang mendasar dan penting dalam kehidupan dan perilaku anak.
c. Masing-masing anak berkembang melalui beberapa tahapan perkembangan emosional. Pengalaman traumatik dan deprivasi dapat berpengaruh terhadap munculnya gangguan kepribadian. d. Kualitas hubungan emosional anak dengan keluarga dan orang lain yang signifikan dalam kehidupannya merupakan faktor yang sangat krusial.
e. Kecemasan akibat tidak terpenuhinya   kebutuhan dan konflikkonflik dalam diri anak merupakan faktor penentu penting terhadap munculnya gangguan tingkah laku.  Selanjutnya, untuk memperoleh pemahaman yang utuh tentang teori psikoanalisa dapat dipahami konsep-konsepnya tentang pandangannya tentang sifat manausia, struktur kepribadian, ktidaksadaran dan kesadaran, dan kecemasan.


2. Struktur kepribadian 

Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari  id, ego dan superego.

Id
Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal. Merupakan bagian tertua dari aparatur mental sekaligus merupakan komponen terpenting sepanjang hidup. Id berkerja dengan  menangut prinsip kesenangan “ ple a s u r e p rin ciple ”.

Ego
Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah, mengatur dan mengendalikan, serta mengontrol jalannya id, super- ego dan dunia luar,  penengah antara instink dengan dunia luar dengan menilai realita dalam hubungannya dengan nilai-nilai moralitas. Prinsip kerja ego menganut prinsip realitas “reality principle ”.

Super ego
Super ego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego. Di sini superego bertindak sebagai  sesuatu yang ideal,  yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat. Dalam dinamikia kepribadian manusia, sekalipun id, ego, dan super ego masing-masing memiliki fungsi, sifat, dan prinsip kerja tersendiri, namun semuanya berinteraksi begitu erat satu sama lainnya dan tidak mungkin dipisahkan. Apabila ketiga sistem tersebut mampu bekerja sama secara produktif, maka seseorang akan dapat memenuhi kebutuhannya tanpa menyalahi atau bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat, yang berarti memiliki kemampuan penyesuasaian diri yang baik ( welladjusted ). Sedangkan apabila sistem tersebut berada dalam konflik, misal adanya dorongan Id yang terlalu kuat dalam mengontrol tingah lakunya, maka seseorang tersebut dapat dikatakan mengalami pesenyesuaian diri yang salah ( maladjusted ). 

Dinamika kepribadian manusia juga dapat dilihat sebagai suatu sistem energi, yang dinamikanya sangata ditentukan oleh energi yang menggerakkan. Dalam pandangan ini, dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan super ego, tetapi energi tersebut terbatas, sehingga satu diantara tiga sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada, dengan mengorbankan dua sistem lainnya. Dalam pembentukan kepribadian, cara kerja masing-masing struktur tersebut adalah:
(1) apabila rasa id menguasai sebagian besar energi psikis, maka pribadinya akan bertindak primitif, implusif dan agresif dan mengumbar impuls-impuls primitifnya,
(2) apabila rasa ego menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya bertindak dengan cara-cara yang realistic,logis, dan rasional, 
(3) apabila rasa super ego yang menguasai sebagian besar energi psikis, maka pribadinya akan bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang irrasional.


3. Pendangan tentang sifat manusia

Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama dalam kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik. Ajaran psikoanalisa juga menyatakan bahwa perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang
tersebut. Sedangkan tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif. Bagi Sigmund Freud, rasa resah dan cemas yang dihadapi seseorang erat kaitannya dengan kenyataan bahwa setiap manusia akan mengalami kemati


4. Kesadaran dan ketidaksadaran

Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud, sekaligus kunci untuk memahami pandangannya tentang perilaku manusia dan masalah-masalah kepribadian yang dihadapinya. Freud menggambarkan ketidaksadaran dan kesadaran ini bagaikan gunung es di tengah lautan, dengan bongkahan kecil yang tampak di atas permukaan laut sebagai kesadaran.  Dalam pandangan Freud, sebagian besar perilaku manusia didorong atau ditentukan oleh kekuatan atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak disadari, yaitu pengalaman-pengalaman atau trauma masa kecil yang terdesak, tertekan, terpendam,  atau terkubur dalam ketidaksadarannya, karena apabila muncul dalam kesadarannya akan menimbulkan kecemaan yang tidak tertahankan. Dalam kurun waktu yang lama, materi terpendam tersebut justru malah dapat menyebabkan berkembangnya kecemasan kepada diri yang bersangkutan dan sewaktu-waktu dapat muncul secara mendadak dan tidak tertahankan. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti:
(1) mimpi, merupakan representasi-representasi simbolik dari kebutuhan-kebutuhan, hasrat-hasrat dan komflik-konflik tak sadar
(2) salah ucap atau lupa, misalnya terhadap nama yang dikenal
(3) sugesti pasca hipnotik,
(4) materi-meteri  yang berasal dari teknik asosiasi bebas,
(5) materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari simptom psikotik.

5. Kecemasan

Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan, yaitu suatu keadaan tegang atau takut yang mendalam sebagai hasil bermunculannya pengalaman-pengalman yang terdesak. Kecemasan berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Kecemasan sering kali tidak jelas, mengambang atau samar dan tidak menjelma dalam bentuk yang khusus. Sedangkan fungsi utamanya adalah untuk mengingatkan adanya bahaya yang datang.

Dalam konsep Freud, kecemasan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kecemasan kecemasan realita, neurotik dan moral. Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar. Kecemasan ini sumbernya adalah ego. Kecemasan neurotik adalah rasa takut yang bersumber pada id, yaitu takut tidak mampu mengendalikan instinknya. Sedangkan kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri, yaitu terhadap adanya pertentangan moral. Sumber kecemasan ini adalah super ego. Kecemasan selalu berakibat kepada terancamnya ego, sehingga sering memaksa ego untuk mengambil tindakan untuk menghilangkannya agar diperoleh keseimbangan. Tindakan ini dapat meliputi dua cara, yaitu belajar melalui identifikasi dan pemindahan obyek (displacement). Apabila pemindahan obyek ini memiliki nilai yang lebih tinggi maka disebut sublimasi. Bentuk lain dari reaksi emosional terhadapa adanya kecemasan adalah  mekanisme pertahanan diri, yang dapat berupa represi, reaksi formasi, proyeksi, fiksasi, dan regresi.


6. Perkembangan kepribadian

Dalam psikoanalitik, perkembangan manusia merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Keberhasilan dalam mencapai setiap tahap perkembangan merupakan faktor kritis bagi pembentukan sifatsifat kepribadian yang bersifat menetap. Freud percaya bahwa karakteristik kepribadian dibentuk pada usia enam tahun pertama. Kepuasan dalam setiap tahap perkembangan sangat penting artinya agar anak tidak tertahan pada suatu tahap perkembangan tertentu, karena itu penting bagi orang tua untuk membantu agar anak mampu melakukan penyesuaian dengan baik pada masing-masing tahap perkembangan maupun dalam masa transisi menuju tahap perkembangan berikutnya.  Menurut Freud kepribadian manusia terbentuk pada  masa kanak-kanak, dimana pada umur sekitar 5 tahun hampir seluruh struktur dasar kepribadian telah terbentuk, sebagai hasil dari ketegangan-ketegangan dalam menghadapi proses pertumbuhan fisiologis, frustrasi, konflik, dan ancaman. Sedangkan pada tahuntahun berikutnya merupakan penghalusan dari struktur daras tersebut.   Tahapan perkembangan tersebut yaitu: (1) fatahap oral (01 tahun), (2) tahap anal (1-3 tahun), (3) tahap palis (3-6 tahun), (4) tahap latensi (6-12 tahun), dan (5) tahap genital (12-14 tahun)  


7. Pendekatan psikoanalitik


Pendekatan psikoanalitik merupakan terapi yang bertujuan membentuk kembali struktur karakter individual dengan cara membuat kesadaran yang tak disadari dalam diri klien, dalam arti lain terapis membuat klien mengungkapkan perasaan dan pikiran bawah sadar yang mempengaruhi perilaku sadar individu. Bentuk terapi ini menekankan pada kenyataan bahwa peristiwa dari masa kecil kita, perasaan bawah sadar kita, pikiran kita memainkan peran penting dalam penyakit jiwa kita. Terapis membuat klien mengungkapkan tentang pikiran, perasaan, mimpi, fantasi, dan aspek lain dari pikiran yang melacak konflik bawah sadar yang memicu masalah mental. Misal yang terjadi pada seorang wanita yang berperilaku dan berpenampilan layaknya seorang laki-laki (tomboy), biasanya hal ini dipengaruhi oleh angan-angan masa kecilnya menjadi seorang jagoan, atau terpengaruh film yang dilihatnya saat masih kecil sehingga karakter itu dengan mudah memasuki alam bawah sadar klien.

8. Tujuan Pendekatan

Tujuan terapi psikoanalitik adalah adalah membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien. Proses terapeutik di fokuskan pada upaya mengalami   kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau di rekontruksi, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekontruksi kepribadian. Terapi psikoanalitik menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketaksadaran diketahui. Pemahaman dan pengalaman intelektual memiliki arti penting. Tetapi perasaan-perasaan dan ingatan-ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri lebih penting lagi.


9. Proses Terapi

Dengan analis dikonseptualkan dalam proses transferensi yang menjadi inti pendekatan psikoanalitik, tranpernsi mendorong klien untuk mengalamatkan pada analis “urusan yang tak selesai ”yang terdapat dalam hubungan klien dimasa lampau dengan orang yang berpengaruh. proses pemberian treatman mencakup merekontruksi klien dan menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman masa lampaunya, setelah terapi berjlan dengan baik, perasaan-perasaan dan konflik masa anak-anak klien mulai muncul kepermukaan dari ketaksadaran.
Jika terapi diinginkan memiliki pengaruh menyembuhkan, maka hubungan transferensi harus digarap. Proses transferensi melibatkan eksplorasi oleh klien atas kesejajaran- kesejajaran antara pengalaman masa lampau dan pengalaman masa kini. Dimensi utama dari proses penggarapan itu adalah hubungan transferensi, yang membutuhkan waktu untuk membangunnya serta memerlukan tambahan waktu untuk memahami dan melarutkannya, maka penggarapannya memerlukan jangka waktu yang panjang bagi keseluruhan proses teurapeutik.
Sebagai hasil hubungan terapeutik, khususnya penggarapan situasi transferensi, klien memperolah pemahaman terhadap psikodinamika tak sadarnya, kesadaran dan pemahaman atas bahan yang direpresi merupakan landasan bagi proses pertumbuhan anlitik. klien mampu memahami asosiasi antara pengalaman – pengalaman masa lampaunya dengan kehidupan sekarang. Pendekatan psikoanalitik berasumsi bahwa kesadaran diri ini bisa secara otomatis mengarah pada perubahan kondisi klien.

10. Penerapan : Teknik dan Prosedur Terapeutik

Tenik-tenik pada terapi psikoanalitik disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku klien dan untuk memahami berbagai gejala. Kemajuan terapeutik berawal dari pembicaraan klien kepada katarsis, kepada pemahaman, kepada penggarapan bahan yang tak disadari, kearah tujuan-tujuan pemahaman dan pendidikan ulang intelektual dan emosioanal, yang diharapkan mengarah kepada perbaikan kepribadian. kelima teknik dasar psikoanalitik adalah
  1. asosiasi bebas
  2. penafsiran
  3. analisis mimpi
  4. analisis dan penafsiran resistensi
  5. analisis dan penafsiran transfernsi.
1. Asosiasi Bebas
Teknik utama terapi psikoanalitik adalah asosiasi bebas. Disini klien diminta melaporkan segera tanpa ada yang disembunyikan, klien terhanyut bersama segala perasaan dan pikirannya. Klien diminta untuk mengatakan segala sesuatu yang muncul dalam kesadarannya, seperti pikiran, harapan, dan lain-lain, walaupun kelihatannya hal-hal tersebut tidak penting, tidak logis, menyakitkan, ataupun menggelikan. Freud memikirkan bahwa asosiasi bebas ini ditentukan oleh suatu sebab, bukan hal yang acak. Tugas analislah untuk melacak asosiasi ini sampai kesumbernya dan mengidentifikasi suatu pola sebenarnya yang tadinya hanya terlihat sebagai rangkaian kata yang tidak pasti. Terlepasnya emosi yang kuat, yang selama ini ditekan pada situasi terapeutik inipun kemudian disebut sebagai katarsis.
Cara yang khas ialah klien berbaring diatas balai-balai sementara analisis duduk dibelakangnya sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat asosiasi-asosiasinya mengalir bebas. Asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau, yang dikenal dengan sebutan katarsis. Hal ini dilakukan guna membantu klien dalam memperoleh pemahaman dan evaluasi diri yang lebih objektif, analis menafsirkan makna-makna utama dari asosiasi bebas ini.

2. Penafsiran
Penafsiran adalah suatu prosedur dasar dalam meganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi dan tranferensi-transferensi. Prosedurnnya terdiri atas tindakan-tindakan analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi, dan oleh hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi penafsiran adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat penyingkapan bahan tak sadar lebih lanjut. Penafsiran-penafsiran analisis menyebabkan pemahaman dan tidak terhalangi bahan tak sadar pada pihak klien.

3. Analisis Mimpi
Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Freud memandang mimpi-mimpi sebagai “jalan mengistimewa menuju ketaksadaran”, sebab melalui mimpi-mimpi itu hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan yang tak disadari, diungkapkan.
Analisa terhadap mimpi ini biasanya dilandasi oleh konsep psikoseksual, serta termuat isu gender. Contohnya adalah mimpi mengenai sebuah pohon dapat diinterpretasikan sebagai keinginan untuk mengekspresikan dorongan seksual apabila diimipikan oleh laki-laki, atau representasi dari keinginan untuk memiliki superioritas laki-laki bila dimimpikan oleh perempuan. Dalam hal ini, pohon dipandang sebagai representasi dari alat kelamin laki-laki
.
4. Analisis dan penafsiran resistensi
Resistensi merupakan sebuah konsep yang fundamental dalam praktek psikoanalitik adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tak disadari. Sebagai pertahanan terhadap kecemasan, resistensi bekerja secara khas dalam terapi psikoanalitik dengan menghambat klien dan analis dalam melaksanakan usaha bersama untuk memperoleh pemahaman atas dinamika-dinamika ketaksadaran klien.

5. Analisis dan penafsiran transferensi
Sama hal nya dengan resistensi, transferensi merupakan inti dari terapi psikoanalitik. Analisis transferensi yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Transference adalah saat pasien mengembangkan reaksi emosional keterapis. Hal ini bisa saja dikarenakan pasien mengidentifikasi terapis sebagai seseorang dimasa lalunya, misalnya orang tua atau kekasih. Disebut positive transference apabila perasaan itu adalah perasaan saying atau kekaguman, serta negative transference apabila perasaan ini mengandung permusuhan dan kecemburuan.

12. Contoh kasus yang biasa ditangani dan efeknya :

Individu yang menderita gangguan anxietas menyeluruh (GAD) ditandai oleh perasaan cemas, sering kali dengan hal-hal kecil. Ciri utama GAD adalah rasa cemas. Orang dengan GAD adalah pencemasan yang kronis. Mungkin mereka mencemaskan secara berlebihan keadaan hidup mereka, seperti keuangan, kesejahteraan anak-anak, dan hubungan sosial mereka. Anak-anak dengan gangguan ini mencemaskan prestasi akademik, atletik, dan aspek sosial lain dari kehidupan sekolah. Ciri lain yang terkait adalah: merasa tegang, waswas, atau khawatir, mudah lelah, mempunyai kesulitan berkonsentrasi atau menemukan bahwa pikirannya menjadi kosong, iribilitas, ketegangan otot, dan adanya gangguan tidur, seperti sulit untuk tidur, dan tidur yang gelisah dan tidak memuaskan
Dari kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa orang tersebut (Rina) menderita gangguan anxiety menyeluruh. Karena kita dapat menemukan beberapa ciri penyakit dari gangguan anxiety menyeluruh.
Terapi yang digunakan untuk Gangguan Anxietas Menyeluruh
Pendekatan Psikoanalisis, karena memandang gangguan anxietas menyeluruh berakar dari konflik-konflik yang ditekan, sebagian besar psikoanalisis bekerja untuk membantu pasien untuk menghadapi sumber-sumber konflik yang sebenarnya. Penanganannya hampir sama dengan penanganan fobia.
Satu studi tanpa kontrol menggunakan intervensi psikodinamika yang memfokuskan pada konflik interpersonal dalam kehidupan masa lalu dan masa kini pasien dan mendorong cara yang lebih adaptif untuk berhubungan dengan orang lain pada saat ini, sama dengan para terapi behavioral mendorong penyelesaian masalah sosial.

12. Kelebihan Dan Kekurangan Terapi Psikoanalisis

1. Kelebihan
  • Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat.
  • Dengan terapi ini terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien.
  • Terapi ini bisa membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.
2. Kekurangan
  • Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang
  • Memakan banyak biaya bagi klien
  • Karena waktunya lama, bisa membuat klien menjadi jenuh
  • Diperlukan terapis yang benar-benar terlatih untuk melakukan terapi
Daftar Pustaka